deslanikn.blogspot.com |
Sambrama-Hallo Shobat sambrama, Gimana kabar kalian? Tentunya kami
berharap sehat selalu ya… kali ini kami akan memberikan informasi penting
mengenai proses pembentukan perilaku dalam psikologi. Yuk kita simak…
Adanya proses pembentukan perilaku dalam psikologi menjadi
urusan yang menarik saat kita memperhatikan kelaziman yang terdapat pada
orang-orang di dekat kita. Sebagai ilmu yang mempelajari perilaku, sudah tentu
psikologi bakal menjelaskan tidak sedikit hal tentang bagaimana seseorang dapat
berperilaku. Bagaimana kelaziman dan hal-hal lain berhubungan dengan sikap dan
sifat manusia, itulah yang berjuang dipelajari dalam psikologi. Psikologi
memiliki jangkauan yang luas, tidak terbatas melulu pada satu urusan saja. Pada
akhirnya, penerapannya juga bahkan dapat ditemui dalam nyaris setiap aspek ilmu
pengetahuan.
Mengapa urusan demikian dapat terjadi? Ini telah barang
pasti karena hakikat dari psikologi yang selalu berjuang menyingkap
perilaku-perilaku individu. Pertanyaannya lantas adalah, apakah psikologi juga
dapat menjawab tentang bagaimana perilaku itu dapat terbentuk? Sudah pasti
secara sekilas kita dapat menyatakan ya guna pertanyaan ini. Berikut ialah
beberapa figur yang telah mengungkapkan tentang bagaimana proses pembentukan
perilaku:
Pavlov
Pavlov menjelaskan tentang bagaimana terbentuknya perilaku
ini erat kaitannya dengan gerakan refleks. Menurutnya, gerakan refleks yang
terdapat sebenarnya dapat dipelajari. Seseorang berperilaku pun tergantung dari
refleks. Ia membagi refleks menjadi dua macam yakni refleks yang lumrah dan
refleks yang bersyarat. Pada dasarnya, dua-duanya membentuk seseorang guna
berperilaku dan berespon dengan apa yang terdapat di sekitarnya.
F. Skiner
Kita barangkali pernah mendengar tentang “Operant
Conditioning Theory”. Skiner lumayan terkenal dengan teorinya ini dimana ia
mengungkapkan bahwa terdapat stimulan (S) dan respon (R) yang saling mempunyai
hubungan sehingga dapat membentuk tingkah laku seseorang. Sebenarnya Skiner
menekankan bahwa dua urusan ini berhubungan dengan kelaziman belajar tertentu.
L. Thorndike
Thorndike menyatakan dua hal tentang bagaimana sebuah
perilaku dapat terbentuk. Ia mengungkapkan bahwa terdapat Law of Effects dan
Law of Exercise. Law of Effects menyampaikan bahwa seseorang bakal membentuk
kelaziman dan perilaku baru tertentu sebagai efek dari apa yang telah ia dapati
sebelumnya secara tiba-tiba. Efek ini seperti contohnya rasa senang sebab ada
tindakan yang dilaksanakan sebelumnya. Sementara Law of Exercise menyatakan
bahwa sebuah perilaku tertentu dapat dibangun saat terus menerus dilatih.
Piaget
Siapa yang tidak mengenal Piaget dengan teori pertumbuhan
kognitifnya? Piaget pun menggambarkan tentang bagaimana perilaku seseorang
tersebut akan bergantung dengan tahapan pertumbuhan kognitif yang ada. Meski
juga rentang yang ia ungkapkan terdapat pada rentang umur anak, tetapi paling
tidak kita dapat tahu bahwa barangkali saja perilaku seseorang ketika ini
diprovokasi oleh hal tumbuh kembang di masa kanak-kanaknya.
Robert M. Gagne
Hampir serupa dengan teori domain belajar kepunyaan Bloom,
Gagne pun menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang berperan dalam proses
pembentukan perilaku yakni aspek kognitif, aspek afektif dan pun aspek
psikomotorik. Ketiganya bakal saling berhubungan dan memprovokasi jenis
perilaku apa yang akan diperlihatkan oleh seseorang.
David Ausubel
Ausubel menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat terbentuk
melewati dua dimensi. Dimensi yang kesatu ialah dimensi yang bersangkutan
dengan bagaimana teknik suatu informasi diserahkan atau disajikan pada
seseorang. Dimensi kedua ialah mengenai bagaimana teknis spesifik informasi itu
dipelajari. Ketika terdapat kegagalan dalam menerima informasi, dapat saja
perilaku yang terbentuk pun akan terpengaruh.
Gestalt
Gestalt lebih tersingkap dengan teori tentang proses
pembentukan perilaku pada manusia. Ia memandang insan adalahsatu kesatuan utuh
baik dari sisi jasmani dan rohani, sampai-sampai apa juga yang terjadi atau
dipunyai oleh pribadi tersebut adalahsuatu kemerdekaan tersendiri. Gestalt pun
lebih meyakini bahwa pribadi mungkin bakal lebih tidak sedikit berkembang saat
ia dapat mengoptimalkan keterampilan yang terdapat di dalam dirinya.
Clark C. Hul
Hul berasumsi bahwa perilaku terbentuk sebab adanya
keperluan yang dipunyai oleh setiap individu. Melalui keperluan tersebut,
seseorang bakal tergerak dan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu hal. Hul
juga berasumsi bahwa keperluan masing-masing orang ini bakal berperan urgen
untuk menyerahkan hal yang memang berkontribusi pada perilaku yang akan
dipunyai oleh seseorang.
Perilaku masing-masing orang memang berbeda-beda. Psikologi
berusaha menelaah urusan ini dan ada tidak sedikit sekali teori tentang pembentukan
perilaku. Kita dapat mencari tahu lebih tidak sedikit mengenai proses
pembentukan perilaku dalam psikologi agar kita lebih mengetahui konsep
tersebut.
Demikian artikel kami tentang 9 Proses Pembentukan Perilaku dalam Psikologi ini, semoga bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa apabila ada saran dan kritik silahkan tulis dikolom komentar dibawah ini. Kunjungi terus Website kami ini untuk update terbaru artikel kami. Salam...
0 Comments